Cute Sky Blue Bow Tie Pointer
Senin, 29 Desember 2014

SEDEKAH DESA ATAU SEDEKAH DUSUN, DUSUN GINTUNGAN, DESA GOGIK KECAMATAN UNGARAN BARAT

Sedekah dusun atau sedekah desa yang ada di daerah Dusun Gintungan, desa Gogik, kecamatan Ungaran Barat, kabupaten Semarang. sudah terlaksana sejak zaman-zaman dahulu kala. Acara adat istiadat tersebut atau ritual tersebut dilaksanakan setahun sekali seperti desa-desa yang lain yang berada di daerah wilayah dusun Gintungan ataupun desa-desa yang berada di kecamatan Ungaran Barat. Yang bertujuan untuk wujud rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas panen baik dari hasil bumi atau apapun juga itu bentuknya. Khususnya dusun Gintungan acara sedekah dusun atau sedekah desa biasanya diawali dengan bersih-bersih sumber air yang berada di daerah dusun Gintungan. Dan mengadakan arak-arakan yang diawali di perempatan dusun Gintungan sampai di sumber air dusun Gintungan yaitu yang bernama sumber air “Sokoponco” atau biasanya masyarakat dusun Gintungan menyebutnya “Blumbang”. Lha adanya arak-arakan itu untuk memeriahkan acara tersebut. Dan yang diarak-arak itu adalah replika hasil bumi ataupun tempat wisata yang berada di dusun Gintungan tersebut, yang replika-replika tersebut itu kekreatifitasan dari masing-masing Rt. Mulai dari Rt 01 – Rt 07. Semua mengikuti tanpa terkecuali. Arak-arakan dimulai jam 08.30 pagi, tetapi sebelumnya dibuka oleh Bapak Kepala Desa terlebuh dahulu. Baru acara arak-arakan dimulai. Dari barisan paling depan adalah para perangkat dusun ataupun desa, lalu pengiring musik rebana. Baru warga-warga dari Rt 01 – Rt 07. Semua berbondong-bondong menuju “Blumbang” tersebut.


Sesampainya di Blumbang, replika-replika yang dibuat dari warga masing-masing Rt itu diletakkan di sekitar “Blumbang” tersebut. Masyarakat juga berada di daerah “Blumbang” tersebut. Baru acara dimulai. Diawali dengan pembukaan yaitu sambutan-sambutan dari Kepala Desa, Kepala Dusun, dan Bapak Camat. Setelah itu ada acara doa bersama yang dipimpin oleh tokoh desa. Doa itu bertujuan untuk wujud rasa syukur karena masih bisa melaksanakan tradisi ini, selalu diberi kenikmatan dan rejeki yang lancar dari hasil-hasil bumi yang didapat, dan doa untuk penjaga “Blumbang” yang berwujud makhluk astral agar tidak mengganggu masyarakat sekitar daerah dusun Gintungan baik yang melewati daerah Blumbang tersebut. Setelah doa bersama dilakukan ada acara menuangkan ikan yang berada di dalam gentong besar (tempat untuk mandi), yang ikan itu berisi ijenis ikan apapun, berisi berpuluh-puluh kilo. Yang ikan tersebut dibeli oleh para perangkat desa maupun dusun. Lalu setelah ikan dituang para masyarakat pada berebutan untuk mengambilnya. Tetapi adanya ikan yang dituangkan itu bukan bertujuan untuk masyarakat bisa mendapatkan ikan tersebut, tetapi untuk bersenang-senang dengan ikut berada di dalam “Blumbang” tersebut.
Acara tersebut berakhir waktu mau dzuhur. Lha setelah dzuhur ada acara pagelaran wayang di rumah kepala dusun, yang biasa disebut “Kadesa”. Pagelaran tersebut dimulai dan diakhiri setelah ashar, lalu mulai lagi habis isya’ sampai pagi. Sedangkan dalang dan sindennya yang siang dengan malam itu berbeda.
Tradisi itu sudah ada sejak tahun 2000-an, lalu ritual tersebut dikembangkan oleh masyarakt dusun Gintungan itu dijadikan obyek wisata untuk memancing. Ide tersebut mendapat dukungan oleh seluruh warga dusun Gintungan. Hasilnya dari suatu acara sedekah dusun “mbedah Blumbang” tersebut berjalan dengan lancar.

1 komentar:

MilatiChnf mengatakan...

izin copas mb data

Posting Komentar